Jadi gini, sehubungan dengan banyaknya
pertanyaan “PACARNYA MANA KISS??” di Lebaran kemaren, saya mau
ngepost sepatah dua patah kata di blog. Karena walopun disini gak ada
yang menanyakan pertanyaan serupa, tapi saya merasa bertanggungjawab
atas beberapa postingan yang melibatkan seseorang yang mendominasi
blog saya beberapa tahun belakangan ini.
Jadi begini kira-kira yang terjadi
apabila disimpulkan dalam sebuah Q&A:
Q: PACARNYA MANA KISS??
A: Udah nggak punya pacar! Yeay!
Q: LAH YANG KEMARIN KEMANA??
A: Tauk…ilang. (literally)
Q: KENAPA PUTUS??
A: Ya menurut ngana aja sih.
Q: KAPAN PUTUSNYA??
A: Dari sebelum Ramadan
Q: GIMANA PUTUSNYA??
A: Di-single in di Facebook. Sementara
dia sudah berubah status menjadi single di Facebook, gue masih In a
Relationship,─ tapi ama tembok.
Q: KOK BISA SEPIHAK GITU PUTUSNYA??
A: Iya nih gatau, kurang briefing
kayaknya.
Q: CIYAN DEH LOH DIPUTUSINNNN
A: Ciyan deh loh, kehilangan gue 8’))
Q: TRUS UDAH MOVE ON BELOM??
A: Move on tuh gak usah diomongin, tapi
dijalanin. #eeaak
Jadi sekian, saya sekarang ini sedang
dalam tahap berbenah hati dan beberes sosial media (karena ribetnya
pacaran di era sosmed adalah, banyaknya moment yang diunggah ke
sosmed dan bikin gagal moveon), nahan-nahan diri buat nggak ngungkit
atau kepoin dia lagi yang sedang menjalani hidup barunya yang lebih
berbahagia tanpa saya. Dan saya juga gak mau repot-repot galau karena
segalau apapun saya, skripsi dan TA gak mungkin bisa kelar sendiri,
kerjaan di kantor juga gak mungkin bisa beres kalo saya tetep
bengong. Dengan kata lain, sementara saya galau-galau mantan, waktu
berjalan terus, ntar kelar nangisin mantan tau2 saya udah umur 25.
Liat berapa banyak kesempatan yang terbuang cuma buat nangisin apa
yang udah terjadi. Iya ini cuma omongan doang biar keliatan kuat sih,
aslinya sih tetep mewek2 juga tiap inget mantan.
Tapi yang jelas saya yakin, dia punya
alasan kuat kenapa bisa milih mengakhiri hubungan dengan cara begini,
dan mungkin ini yang menurut dia paling baik, dan setuju gak setuju,
saya harus menghargai keputusannya. Gimanapun dia laki-laki dan saya
perempuan. Laki-laki harus dilatih untuk bersikap dan mengambil
keputusan dari sejak dini. Betul tho? Jadi kalo ini menurut dia cara
putus dengan skenario seolah-olah hilang ingatan, dan 2 ½ tahun yang
kita lewati itu hanya fiktif belaka, adalah cara putus yang paling
baik, ya saya harus menghargainya kan? Mungkin suatu saat kalo kita
ketemu lagi (mungkin 25 tahun lagi di acara reuni HIMA saat kamu
sudah punya istri dan anak) kamu akan berkata,
“ka…kamu siapa??” layaknya orang amnesia lainnya saat melihat saya.
Belajar dari tagline yang diusung Presiden kita, aku rapopo™. Positif thinking aja, mungkin hanya dengan cara seperti itu kamu bisa melupakan saya. Mungkin saya terlalu manis atau bahkan terlalu pahit untuk kamu kenang, jadi hanya itulah cara satu-satunya untuk membebaskan diri, yaitu menghapus keberadaan saya.
“ka…kamu siapa??” layaknya orang amnesia lainnya saat melihat saya.
Belajar dari tagline yang diusung Presiden kita, aku rapopo™. Positif thinking aja, mungkin hanya dengan cara seperti itu kamu bisa melupakan saya. Mungkin saya terlalu manis atau bahkan terlalu pahit untuk kamu kenang, jadi hanya itulah cara satu-satunya untuk membebaskan diri, yaitu menghapus keberadaan saya.
Karena kamu sudah berkehendak, maka
tidak ada jalan lain bagi saya selain memainkan peran saya yang sudah
kamu tentukan tanpa bertanya sebelumnya. Saya juga akan melupakan
kamu dengan cara menganggap kamu tidak ada, menghapus jejak
kamu,─menghapus kamu. Bukan hanya itu, saya juga harus
memberikan jawaban memuaskan kepada kerabat dan keluarga yang
menanyakan kamu, karena kamu sudah masuk cukup dalam, pada kehidupan
Qisthie Cinintya dan keluarga maupun kerabat sudah banyak mengenal
kamu. Sesungguhnya saya bingung harus menjawab apa jika ada
pertanyaan2 muncul seputar kamu, karena kamu juga tidak memberi saya
jawaban mengenai ini semua. Jadi kalo saya ditanya kenapa putus sama
kamu, saya jawab, “Tanya dia saja,” gitu tidak salah kan? Kan?
Tapi ya sudahlah, Tuhan pasti punya
rencana lain untuk saya, dan ya benar saja, setelah saya kembali
sendiri, dunia saya jadi semakin melebar. Saya jadi inget lagi
cita-cita dan hobi yang dulu sempat terabaikan karena sibuk pacaran.
Terima kasih sudah menyadarkan saya kalau hidup bergantung sama orang
lain itu gak baik. Kalo terlalu sayang dan percaya sama orang itu gak
boleh. But congrats, you break my record. Pacaran sama kamu 2 ½
tahun itu anugrah. Banyak hal2 baik yang kamu ajarkan, dan saya harap
juga banyak hal2 baik dari saya yang kamu inget juga. Gak cuma
jeleknya aja :p hehehe.
Jadi mari di bulan Syawal yang penuh
ampunan ini kita saling bermaaf2an, walopun kamu jauh dan ngehubungin
kamu lebih sulit dari ngehubungin pejabat (Ahok aja masih mau bales
sms orang tidak dikenal, lah saya sms kamu sampe hape kamu ngeheng
juga gak dianggep. Mungkin di Tasik sana kamu sudah jadi artis ya,
Gani Ghansa?) yang jelas dari lubuk yang paling dalam saya minta maaf
apabila selama 3 tahun kita saling mengenal sering banyak perbuatan
maupun perkataan saya yang tidak berkenan, dan saya juga dengan tulus
memaafkan kamu walaupun sesungguhnya tidak dimintai maafnya :p
mungkin suatu saat nanti kita bisa saling bertemu, di pelaminan salah
satu dari kita mungkin? I’ll be happy to come at your wedding of
course.. atau suatu saat kalo kamu punya distro di Bandung? Atau saat
kamu punya VW Beetle? I’ll be happy to come and talk without any
hard feeling, as I always said, we could forever be friends. Jangan
takut kalo nanti ketemu saya ya, saya gak bakal gigit lho, tenanan…
dan bahkan bakal menyapa kamu dengan senyuman. Mudah2an setelah ini
kita berdua jadi lebih bahagia ya ^^ terima kasih buat semuanya,
sayonara!
4 Agustus 2014
Sincerely,
Qisthie yang sudah berhasil menata hati
PS: I am terribly sorry for your loss,
my dear :p
B Y E