Monday, September 26, 2011

Babakan Siliwangi Jadi Hutan Kota Dunia

BANDUNG, KOMPAS.com — Babakan Siliwangi, hutan kota seluas 3,8 hektar yang terletak di jantung Kota Bandung, bakal diresmikan sebagai hutan kota dunia pertama di Indonesia. Selanjutnya, hutan kota itu harus didorong sebagai ruang publik yang dimanfaatkan dan digunakan bersama-sama.

Peresmian dilakukan pada 27 September bersamaan dengan Konferensi Lingkungan Anak dan Pemuda 2011 yang dihadiri Wakil Presiden Boediono serta duta besar dari negara sahabat. Acara yang diikuti 1.000 pemuda dari berbagai negara ini juga bakal dihadiri atlet internasional Samuel Eto’o dan Maria Sharapova.

Penetapan sebagai hutan kota dunia adalah awal, tinggal bagaimana masyarakat bisa membuatnya sebagai ruang publik,” kata Ridwan Kamil dari Bandung Creative City Forum (BCCF).

Ridwan menerangkan, Babakan Siliwangi atau biasa disingkat dengan Baksil adalah kawasan hutan yang bersebelahan dengan Institut Teknologi Bandung dan menjadi daerah resapan untuk Sungai Cikapundung yang mengalir ke Sungai Citarum. Selama itu, daerah tersebut terbengkalai karena Pemerintah Kota Bandung menunjuk pihak swasta untuk mengelolanya menjadi resor kuliner, tetapi mendapat protes dari warga.

Dalam rencana tata ruang wilayah Kota Bandung, lokasi tersebut dimungkinkan sebagai daerah komersial.

Pihak BCCF telah memiliki desain penataan Baksil sebagai hutan kota setelah menggelar sayembara untuk kategori anak dan dewasa. Penggarapan sudah dimulai dan diawali dari pengelupasan jalur aspal sepanjang 400 meter yang mengitari wilayah tersebut.

Menurut Ridwan, penetapan ini adalah hasil dari pengajuan dari Kementerian Lingkungan Hidup kepada United Nations Environment Programme (UNEP). Bandung berhasil menyingkirkan Jawa Tengah dan Bali dalam penentuan tuan rumah. Sebelumnya, sempat diajukan opsi selain Baksil, yakni Taman Tegallega dan Bandung Pakar.

Ketua Wahana Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan, Babakan Siliwangi adalah ruang publik yang memang seharusnya dikuasai publik untuk dipakai bersama. Selain fungsi itu, Baksil juga memiliki fungsi vital di Cekungan Bandung karena menjadi daerah resapan air.

Di dalam Baksil, lanjut Dadan, terdapat mata air yang masih mengalir. Pihaknya juga mencatat terdapat 14 jenis burung dan 3 jenis primata endemik, serta 48 jenis pohon.

Supardiyono Sobirin dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) mengungkapkan, penunjukan Baksil sebagai hutan kota dunia oleh PBB adalah tanggung jawab yang harus diemban bersama-sama. Baksil adalah milik publik yang harus dirancang dari masyarakat juga.

Menurut catatan Kompas, Babakan Siliwangi dahulu dikenal dengan nama Lebak Gede atau berarti lembah besar. Di sebelah selatan, berdiri Kebun Binatang Bandung dan di sebelah barat ada gelanggang olahraga milik ITB, Sasana Budaya Ganesha. Pembangunan yang dimulai sejak 1971 dengan pembangunan restoran di dalam Babakan Siliwangi kemudian dilanjutkan dengan pusat penjualan jins di sepanjang Cihampelas yang merangsang tumbuhnya permukiman di sekitarnya.

Sumber: Harian Kompas

Sept, 27th



undefined

No comments:

Post a Comment