Monday, September 26, 2011

wiken ter-asyik versi on the spot (part dua: end)

Tanpa disadari kebetean mulai merasuki jiwa dan raga saya, tanpa suara, ketika saya menyadari bahwa hampir separuh pakaian saya basah karena hujan! Rrrrrrgh... beteeeeeee!!! Ini betenya juga bukan bete ajah tapi bete banget! Lo tau saat paling menyebalkan naik motor adalah ketika hujan berkerjasama dengan macet. Mending buka baju mandi sekalian deh lu, udah kepalang basah abis gitu.

Sedikit lagi sudah akan sampai ke Kedai Mangga. Efek terburuk dari saat-saat terburuk seperti ini adalah: Kedai Mangga mendadak seolah-olah pindah posisi jadi lebih jauh 2 kali lipat dari yang seharusnya. Dan kebasahan yang melanda ini juga menjadi 2 kali lebih parah dari yang seharusnya. Tapi syukurlah, rumah makan sunda yang nggak ada hubungannya sama sekali dengan mangga itu sudah sukses kami capai (saya dan kak dena).

Ternyata beberapa dari kami sudah sampai di Kedai Mangga, cekakak-cekikik sambil duduk di kursi lesehannya dan mengunyah lembar demi lembar pepes otak-otak. Dan satu hal yang saya sesalkan dari mereka adalah bahwa mereka... kering. Sementara saya rasanya kepingin memeras baju dan menjemurnya di suatu pojok di rumah makan itu, tapi lalu saya menyadari kalau hal itu sangat tidak mungkin. Jadi saya cuma bisa pasrah dan menunggu baju ini kering.

Berulang kali Kak Dena memandang saya kasihan dan meminta maaf karena saya kebasahan, seolah-olah hujan yang mendadak turun ini adalah kesalahannya dan ia bertanggungjawab untuk itu.

Tak beberapa lama kemudian Kak Feri dan Fitpur sudah tiba dengan Fitpur yang memakai jaket Kak Feri. Rupanya ia juga kebasahan! Kami duduk bersebelahan, merasa ikatan nasib erat yang mempersatukan saya dan Fitpur karena sama-sama bete karena basah kuyup. Kami merasa jika cobaan ini dihadapi berdua maka segalanya akan menjadi lebih mudah. Sinetron abis...

Kami menunggu cukup lama di kedai mangga yang nggak ada mangganya itu sampai akhirnya anggota komisariat kami terkumpul semua. Dan beberapa alumni pun datang. Oke, beberapa dalam hal ini artinya adalah ‘dua’. Dari kira-kira 20 list alumni yang hendak diundang ke acara HBH ini akhirnya hanya menyisakan, (the one and only) Pak Gunawan yang paling setia mensupport acara-acara kami. Sebenarnya walau sudah sangat sering mendapat kesempatan berdiskusi dengan Pak Gunawan, rasanya ilmu dan bahan obrolan kami tidak pernah ada habisnya.

selain itu kita juga kedatangan Teh Silvani yang juga merupakan alumni Komisariat yang sekarang bekerja di Balai Besar Tekstil (BBT), dan tak lupa seorang tamu istimewa yaitu kawan SMA Ka Yoga dari Cirebon yang sekarang juga aktif di HmI Komisariat Fakultas Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). mmm... correct me if I'm wrong yah.

sore itu benar-benar menyenangkan! banyak sekali ilmu yang kami dapatkan di pertemuan yang singkat itu, walaupun sempat terganggu oleh tetesan air hujan yang tidak bisa dibilang ringan, tapi masing-maisng dari kami terlihat sangat menikmati acara sharing, makan, dan berbagi ilmu itu. tak terasa hari sudah semakin sore, sudah mendekati waktu maghrib sampai akhirnya kami menyadari sudah saatnya kami berpisah.

waktu, musuh abadi setiap makhluk itu dengan teganya memutus dan memisahkan sekumpulan orang yang sesungguhnya masih sangat ingin bersama. tapi walaupun bill pelayan sudah dibayar, biaya parkir halaman restoran pun sudah dilunasi, masing-masing dari kami masih enggan menyudahi pertemuan ini. sampai akhirnya ada yang tiba-tiba berceletuk ingin malam mingguan bersama Komisariat. entah siapa yang mencetuskan ide ini. semuanya mencurigai saya, tapi demi Allah, bukan saya pelakunya! tapi syukurlah ide ini disambut baik. Ceceu Dilia, pelaku sebenarnya kejadian ini bisa bernapas lega. kami semua sepakat untuk menonton film di bioskop guna mengisi malam minggu yang panjang ini.

eh tapi tidak semua, ada juga yang langsung pulang karena memang keadaannya tidak memungkinkan bagi mereka untuk ikut main, seperti Fitpur, Teh Ami, Teh Isti, dan Teh Wina. mari kita absen satu-satu yang ikut menonton film hari itu. ternyata memang geng pengajian yang ikut nonton... (Dilia, Tara, Kak Anwar, Kak Feri, Kak Yoga, Ketum Hendi, Kak Dena, Yogie, dan Kak Anta). yah bisa dibilang geng pengajian goes to bioskop yah...

kami memutuskan untuk nonton film di Braga. selain karena murah, nonton disitu memang murah, harganya murah, dan juga murah... (jadi intinya: MURAH) untunglah kami bukan geng borju yang senang kongkow-kongkow (ceuk Kak Feri mah) di tempat mahal. dimanapun tempatnya, minumnya teh botol sosro. walaupun saya kurang suka ke braga karena memang yaaah gak ada lagi yang bisa dilakukan disana selain menonton film tapi ya sudahlah, memang tujuannya untuk itu, kok.

tapi detik berikutnya saya sangat bersyukur karena kami memutuskan untuk menonton di Braga, dan bukannya di Ciwalk, BSM, apalagi di PVJ. karena... oh tidak. jalan-jalan bersama mereka ini rasanya kayak abis family gathering terus jalan-jalan ke Mol. ribut banget! kami saling meng-katro-katro-kan satu dan lainnya, bicara terus sepanjang jalan, dan sampai-sampai kami menjarah lift. 'menjarah' dalam hal ini berarti menguasai lift dan membuat orang lain yang naik lift bersama kami merasa seolah mengontrak di dalamnya. malu sih. malu-malu in banget malah. tapi tetep enggak ada yang bisa mengalahkan rasa malu semenyenangkan ini. mereka memang ajaib!

'Captain America atau Get Merit 3?'

itu isi sms Kak Yoga yang udah pergi duluan membeli tiket sementara kami masih kongkow-kongkow depan mushalla selepas shalat maghrib. pelis yah... dari awal kita itu sebenarnya bimbang antara nonton Captain America atau Final Destination 5 yang sialnya baru muncul waktu midnight. perempuan mana yang mau diajak nonton pas midnight coba? #IniBukanSepetan... eh tau-tauk sekarang Kak Yoga mencetuskan opsi lain: Get Married 3.

Kak Yoga memang suka aneh-aneh, di kosannya bahkan ia menyimpan dvd film-film 'KEREN BET' Indonesia, seperti misalnya Diperkosa Setan, Pocong VS Kuntilanak, dan semacamnya. jadi ndak aneh kalo Kak Yoga pengen Get Merit 3. tapi sayangnya Kak Yoga ngajak orang yang salah... maaf ya Kak Yoga, mungkin lain kali. dengan orang yang mau diajak nonton begituan juga. :)

singkat cerita, kami nonton. duitku sih sudah mulai menipis jadi nggak jajan popcorn deh, soalnya Kak Yoga beli sih, jadi ikut nimbrung saja :D tapi terus habis, dan Kak Yoga ngajak beli lagi. saya nyumbang 2ribu, Dilia 2ribu, Kak Yoga juga 2ribu. patung-patung sing penting kumpul yo bli?

di dalam bioskop saya menahan diri sangat luar biasa untuk membuat mata saya tetap terbuka lebar dan memahami jalannya cerita. bahkan wajah tampan rupawan Chris Evans di layar besar itu gak menghentikan rasa kantuk saya yang kian lama kian bertambah apalagi setelah melihat kenyataan bahwa film Pahlawan dari Amerika itu tidak sebagus yang saya perkirakan. too much dialog, less action. mungkin akan berbeda keadaannya jika film itu saya tonton di siang hari sambil nyemil paha ayam di tengah-tengahnya... tapi malam-malam begini, dengan suhu ruangan yang sama dinginnya kayak Dago Atas di pagi hari, cukup membuat mata saya seakan terpejam sedikit di tengah cerita.

beres nonton, ada lagi orang iseng yang bilang gini, 'habis ini ke madtari, yuk!' pingin sekali rasanya saya tampol orang yang mengusulkan ide itu sambil menawarkan perjanjian bahwa saya gak akan menampol dia asalkan dia mau membayari roti madtari saya... tapi rencana itu tidak jadi tersampaikan, karena detik berikutnya yang saya sadari, ternyata kami sudah sampai di madtari! dengan pemandangan ramainya Dago di waktu malam, anak muda nongkrong-nongkrong di tepiannya, sepeda fixie warna-warni, serta ABG yang sibuk mendendangkan lagu di lampu merah guna mengharap tambahan uang untuk pensi sekolah mereka.

tanpa ada sedikit pun keinginan untuk bergabung dengan kerumunan itu, geng pengajian kami melangkah memasuki Cafe Madtari, yang bisa dibayangkan ramainya di tengah malam minggu yang mulai larut itu. masing-masing dari kami memesan beraneka macam makanan dan minuman, kecuali kami ber4 yang kasian pak kasian, gak punya uang... saya, Dilia, Tara, dan Ka Anwar memesan satu roti keju strawberry dan dibayar kami ber4 patungan. #pedihbetpedihhh...

setelah ngobrol-ngobrol, cekakak-cekikik, sambil tetap membahas sedikit isu kampus, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, saatnya Teletubbies berpisah... kami pun berpencar kembali ke habitatnya masing-masing. saya tentu menumpang kembali di kosan Dilia-Tara karena esok paginya harus mengikuti olahraga rutin panitia Ospek. jadi saya putuskan untuk izin menginap saja.

nah, begitulah. capek ya... kamu yang baca saja capek, apalagi saya yang menulis. sekian, kalau ada kata-kata saya yang kurang berkenan hubungi saya saja. akan saya ralat sebisa mungkin. terima kasih ya, untuk yang sudah membaca, senangnya bisa berbagi. selamat malam :))

8:20 PM 9/25/2011

undefined

2 comments:

  1. CUCOK SEASON 2
    TAPI ANYWAY BUKAN ROTI KEJU STROBERI YANG KITA PESEN .. ITUMAH PESENAN YOGI WEYY .. KITA TEH PESEN ROTI KEJU SUSU COKLAT

    ReplyDelete
  2. reallyy? sama aja deh, malam minggu bareng HMI part 2 kamingsuuuun yaah! :))

    ReplyDelete