Wednesday, November 02, 2011

rekapitulasi oktober



setelah sebagian besar isi blog ini hanyalah sekedar tulisan berbentuk keluhan, saya akhirnya ingin juga sekali-sekali menulis yang agak 'bener' disini. sehubungan dengan beberapa insiden yang kian datang menimpa saya selama sekitar sebulan ini sempat dan bahkan masih menyisakan kegelisahan dalam hati dan pikiran saya.

saya merasa telah berlaku sangat buruk di bulan Oktober kemarin. buruk sekali. saya tidak bisa mempertahankan skala prioritas yang selama ini hampir selalu berhasil menjadi pedoman saya dalam beraktivitas di kampus maupun di rumah. rutinitas yang biasa saya bangun dengan tekun mendadak hancur. saya melawan arus, ya saya tahu.

seringkali terjadi missmatching antara aktivitas akademika, organisasi, dan keluarga saya. saya tahu keluarga harus diprioritaskan dengan alasan apapun. tapi terkadang saya selalu menekankan excuse-excuse kepada diri saya sendiri untuk seolah 'memperbolehkan' saya mendahulukan kepentingan akademik dan organisasi saya serta menyampingkan urusan keluarga.

kenapa begitu? egois sekali saya.

tidak jarang saya dihadapkan dengan situasi begini. situasi dimana saya harus memilih. situasi ketika ketidakcocokan acap kali terjadi. berapa kali saya harus tetap beraktivitas di kampus sampai larut malam sampai berhari-hari dan mengorbankan acara keluarga dan waktu beristirahat saya?

bulan Oktober inilah jagonya! dari mulai persiapan Osmateks yang dipenuhi dengan rapat dan latihan hampir setiap sore, kemudian minggu Osmateks yang penuh perjuangan melawan rasa kantuk, menahan diri agar tetap fokus, serta menjaga mood tetap bagus bukanlah hal mudah. belum lagi kerisauan yang melanda akibat meninggalkan rumah sampai hampir seminggu bahkan juga menyita weekend saya yang seharusnya bisa saya maksimalkan untuk beristirahat dengan keluarga di rumah. setelah itu minggu jamteks, yang sialnya jaraknya terlalu bedekatan dengan minggu Osmateks sehingga rasanya sulit sekali untuk saya memberikan jeda yang cukup serta penjelasan kepada keluarga saya mengenai kepadatan agenda saya bulan ini. akhirnya mereka memang tidak cukup paham dan memakluminya.

di minggu yang sulit itu pulalah saya terpaksa mengucap selamat tinggal kepada dompet cokelat studded saya yang berisikan dua kartu atm, kartu mahasiswa, kartu BEM REVOLUSI PERJUANGAN, serta sejumlah uang. dengan keadaan keuangan yang sangat minim di pertengahan bulan sebenarnya cukup hebat juga saya bisa bertahan walau menyebabkan beberapa hal disana-sini mulai keteteran.

minggu-minggu berikutnya saya mulai sedikit bisa mendapat ketenangan di akhir minggu. saya juga mulai bisa menahan diri saya dan mendahulukan prioritas. misalnya, lebih baik pulang cepat daripada mengikuti pengajian yang mau tidak mau mengharuskan saya bermalam karena agendanya yang cukup padat. ya, sekali-kali. karena saya paham betul pengajian itu merupakan salah satu kebutuhan bagi saya, mungkin bahkan kewajiban. tapi memang sulit untuk menjelaskan hal ini kepada pihak-pihak lain. karena mereka tidak mau tahu, tidak, mereka ingin saya menurut saja, apapun alasannya.

tapi bahkan dalam minggu tenang yang saya habiskan bersama keluarga pun tetap Tuhan saya berusaha mengingatkan saya. saya kembali kehilangan sesuatu. handphone saya hilang. handphone yang baru saya pakai selama dua bulan. handphone sederhana yang saya beli dengan uang yang saya dapatkan di Hari Raya kemarin. cukup membuat hati saya sakit sedikit, tapi kemudian saya langsung introspeksi diri, mungkin saya kurang beramal, atau kurang bersyukur, sehingga materi yang Tuhan pinjamkan kepada saya kembali diambil.

proses introspeksi ini pun tidak semudah kita mengeja katanya. pikiran saya kerap kali dipenuhi oleh pembenaran-pembenaran yang bahkan saya sendiri tahu itu tidak benar. tapi manusia adalah tempat salah yang tidak mau mengakui salah. saya hampir gila jika mengingat-ingat kemudian refleks berkata 'coba kalau...' 'makanya...' 'kalau tau gitu sih...' dan kata-kata penyesalan lain yang terkesan menyalahkan Tuhan dan malah membuat saya semakin tidak bersyukur.

bulan yang berat, Oktober ini. banyak hal yang terjadi. dari yang sulit sampai yang mudah. dari yang menyakitkan sampai yang menyenangkan. banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kejadian-kejadian yang saya alami di bulan ini. Tuhan selalu mengingatkan. Tuhan menyadarkan saya kalau materi itu hanya titipan Tuhan yang pasti tidak mungkin kekal. saya telah sedikit melupakan-Nya, mengingkari kekuatan-Nya, serta tidak mensyukuri karunia-Nya. terimakasih Tuhan, ternyata saya memang harus tetap bersyukur ada yang begitu mencintai saya.


undefined

2 comments:

  1. semangat ya ka, welcome the november with a new way to smile.
    manusia kan memang sering sekali ceroboh, ikhlas ya ka. semangat :)

    ReplyDelete
  2. iya dit :) udah semangat lagi kok sekarang. makasi yaaah :))

    ReplyDelete